Karena
ternyata tulisan tentang mencari uang dengan berbisnis tulisan
mendapat perhatian dari pengunjung blog ini, maka blog ini mencoba untuk
melanjutkannya. Tetapi tulisan lebih mengarah ke praktik bukan teori.
Sekarang
tingggal Anda mau menulis bentuk apa. Esey,
opini, feature apa fiksi. Tetapi untuk fiksi dibatasi hanya pada prosa.
Biasanya redaksi media massa terbuka menerima tulisan dari luar untuk rubrik
opini, esay dan feature. Kalau untuk berita, khusus porsi wartawan media massa
tersebut.
Gambar: Monica-marcellia.blogspot.com |
Kita mulai
dari esay saja dulu yang dekat dengan opini. Sebetulnya, esay tidak beda dengan
artikel bahkan dengan feature. Tulisan lengkap dalam majalah atau surat
kabar. Untuk bisa menghasilkan tulisan
seperti yang diharapkan perlu banyak membaca dan tekun berlatih. Membaca di
sini bukan hanya membaca buku dan koran, majalah dan lain-lain, tetapi juga
membaca apa yang kita rasa, raba, dengar dan lihat. Karena ruang memori di otak
terbatas, maka perlu dibantu dengan catatan. Ini untuk membantu munculnya ide
yang akan kita tulis.
Tetapi
sering terjadi, sudah duduk di depan komputer atau laptop, ide sudah mendesak minta ditulis, tapi
kesulitan untuk membuat lead tulisan pembuka pada paragraf pertama. Maka
sebaiknya membuat kerangka lebih dahulu. Soal judul bisa ditulis di belakang,
tetapi memang judul bisa menggiring kita fokus pada persoalan. Tetapi sering
kali saat kita menulis ide baru muncul sehingga judul akhirnya diubah. Penulis
yang sudah jadi pun tetap membutuhkan kerangka meskipun mungkin hanya ada dalam
pikiran.
Kemudian
setelah selesai, sebaiknya tulisan diendapkan dulu, disimpan. Kita baca lagi,
tetapi saat kita membaca jangan memosisikan diri sebagai penulis, melainkan sebagai
pembaca agar bisa melihat kekurangannya. Perlu pula diperhatikan, kalau mau
mengirim naskah ke suatu redaksi pelajari
dulu media massa tersebut. Tulisan seperti apa yang banyak dimuat di situ. Kita
perlu menyesuaikan agar tulisan bisa dimuat. Nah silakan mulai mencoba.
0 comments:
Post a Comment