Home » » Wayang dan Entertainment

Wayang dan Entertainment

Written By Unknown on Monday, October 14, 2013 | 8:59 PM

Wayang dan Entertainment
Jelas wayang tidak bisa lepas dari dunia entertainment karena wayang adalah seni pertunjukan, tontonan yang diharapkan juga bisa menjadi tuntunan. Seiring berjalannya waktu wayang harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman karena wayang tidak  ingin ditinggalkan penonton. Oleh karena itu mereka yang berhubungan dengan dunia wayang berusaha agar wayang tetap banyak   yang suka.
Sebetulnya sudah sejak dulu para dalang mencari cara agar wayang tetap dicintai.Tetapi waktu itu pembaharuan belum seperti sekarang yang jauh lebih berani. Seperti penghadiran bintang tamu yang maksudnya sebagai daya tarik.

Wayang dan Entertainment


Yang kemudian menjadi persoalan kadang bintang tamunya justru lebih dominan . Ini membuat pecinta wayang yang masih menginginkan pertunjukan asli merasa risih.
Ada hubungan dengan usaha agar wayang tetap banyak yang suka, penataan panggung juga berubah. Kalau dulu orang menonton wayang  kulit dari balik layar atau kelir sekarang lebih banyak dari depan kelir. Kalau dulu sindhen atau vocalis dalam orkestra gamelan duduknya menghadap wayang sekarang duduknya dibalik, membelakangi wayang dan menghadap penonton. Dulu penonton yang menonton wayang dari depan kelir dipunggungi oleh semua crew wayang dari dalang sinden sampai pemain gamelan.
Dulu penonton yang menonton wayang dari depan kelir bukan udangan, bukan tamu vip, sedang yang menonton di belakang kelir tuan rumah dan tamu undangan, tamu vip. Sekarang tuan rumah dan tamu undangan menontonnya dari depan kelir, di baiik kelir saat ini tidak ada lagi yang menonton. Kalaupun ada hanya sedikit.
Apa sih bedanya menonton di depan dengan di belakang kelir? Dimulai dari penonton jadul dulu yang menonton wayang dari balik kelir. Menonton dari belakang kelir, wayang seperti hidup karena dalang yang menggerakkan tidak kelihatan. Apalagi zaman dulu lampu yang digunakan lampu tradisional, namanya blencong nyalanya menggunakan minyak kelapa. Kalau tertiup angin, nyala api bergoyang-goyang. Memberi efek wayangnya bergerak-gerak seperti bernafas, matanya seperti berkedip. Tetapi dari balik kelir,  wayang hanya hitam putih tidak berwarna padahal warna-warna pada wayang mengandung nilai filosofis. Kemudin letak wayang jadi terbalik. Filosofisnya  tokoh wayang baik (protagonis), tokoh yang dihormati berada di sebelah kanan. Sedang tokoh antagonis (jahat) ada di sebelah kiri. Karena menontonnya dari blik layar, maka posisi wayang jadi terbalik.
Sedang menonton dari depan kelir, bisa melihat langsung wayang dengan warna-warninya yang mengandung filosofi. Posisi wayang juga seperi filosofinya, tokoh yang baik berada di sebelah kanan. Tapi wayang jadi kelihatan ada yang menggerakkan, tidak sehidup kalau menontonnya dari balik kelir. Karena sekarang penonton lebih banyak dari depan kelir, dari belakangnya ki dalang, maka sekarang duduknya sinden dibalik. Membelakangi wayang, menghadap penonton.  Kalau dulu sinden yang penting suaranya, tetapi karena sekarang menghadap penonton, menjadi bagian dari tontonan tentu perlu menyesuaikan diri. Apalagi sekarang wayang sering menggunakan bintang tamu pada adegan Limbukan dan Gara-gara. Seringkali bintang tamu dari dunia seni hiburan yang tidak ada hubungannya dengan wayang, yang penting bisa mengundang banyak penonton .    
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Nusajawa Network | Blog SEO Adsense | Galeri Bola
Copyright © 2013. Gelora Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger Edited by Nusajawa Network